Harus sejauh mana aku mengkritik tuhan hanya karena aku mencintaimu,
Cinta dari-Nya memang tidak salah,
Hanya dia setengah bercanda menentukan rumahnya hati yang seharusnya bukan lah kamu.
Baru saja aku berjumpa kamu,
Tapi seperti aku sudah sangat lama tertahan dalam kegerahan,
Bukan karena aku tidak mau bersyukur ada kamu dalam perasaanku,
Melainkan, belum apa apa saja kamu sudah membuat aku mendidih bahkan hingga pikiranku..
Aku pernah menang untuk mendapati kamu bahkan sekalipun tidak melawan,
Aku pun pernah hampir kehilanganmu sekali pun seluruh aku menahanmu,
Terkadang,
Berpijak di tanah hatimu seperti menyiapkan istana baru untukku sendiri,
Yang segera saja hancur,
Untuk menguburku bersama sama di kedalaman hatimu.
Aku memaklumi jika kepada kamu aku jatuh hati,
Memang kamu bukan main indahnya,
Maka seperti ini aku tergila karenamu.
Hingga akhirnya,
Kenapa tidak kamu akui saja,
Jika ternyata bukan rindu yang membawamu kepada pelukku,
Kamu hanya malas sendirian,
Kamu hanya tidak ingin tidak di kagumi,
Dan karena itu kah kamu menghampiri aku,
Yang belakangan aku ketahui,
Kamu adalah bidadari,
Yang menurutku bidadari itu seharusnya bukan kamu….