Kamu masih alas di setiap kaki-kaki rindu,
alasan di setiap kata untuk yang namanya menunggu.
Kamu tau?
Jauh sebelum hatiku menyiapkan kehadiranmu,
Mataku sudah berbisik meminta jemari digenggam erat olehmu.
Jalan melintasi hatimu adalah cara melihat kenangan,
Aku melihat di kedalaman-mu yang paling dasar,
Kudapati Hentakku seketika,
Ku temui banyak mayat laki laki disana,
Menyedihkan melihat mereka terkubur begitu saja,
Dan kamu berlalu biasa saja.
Aku tau aku bukan lelaki pertama di hadapanmu,
Namun, bukan berarti aku harus terkubur pula di bawah hatimu,
Aku memiliki yang tidak mereka miliki,
Ada setumpuk hati yang siap patah hati untuk mencintaimu dalam dalam,
Kenapa tidak,
Untuk perempuan seindah kamu,
Aku rela menitip sebagian hati untuk kamu indahkan,,
Yaa sudah barang tentu,
aku rela saja untuk utuh jika bersama,
K a m u . . .
(Oleh ahmad rizzqi, jakarta 21maret2013,