Satuan kata terlahir,
perlahan menceritakanmu,
sembari aku menyadarkan diri,
bahwa untuk jalan bersama,
Aku belum setangguh inginmu..
Meski letih,
aku masih disini,
mengharap bayang-bayangmu,
tempat pernah aku berdiri di dekatmu,
mungkin sia-sia,
bila aku masih berharap kamu menggila kembali ke arahku,
sedang di saat yang sama,
kamu masih saja tertawa lepas,
bertatap mata bersama orang yang aku kenal…
aku cemburu,
hanya itu caraku memperlakukan hatiku sendiri,
aku mau saja bangkit dan kemudian merebutmu hingga memelukmu,
tapi aku tak kuasa,
bukan karena aku tak bisa,
melainkan,,
karena aku tak ingin riuh tawamu berhenti seketika..
Adalah bahagiaku melihatmu bisa tertawa,
aku merasa cukup,
meski bukan karena aku,
yaa bukan karena aku….