Kamu pernah begitu lama disini,
Di hatiku,
Juga di seisi kepalaku…
Aku pernah mengenalmu cukup dalam,
Tepat di saat kamu merebahkan keluhmu,
Seikat dengan ceriamu, kemarin…
Namun entah,
Kamu seperti bukan kamu lagi,
Jika dulu, kamu di sampingku adalah kita,
Apa sekarang adalah dia…?
Aku sempat tersentak,
Pikiranku beriak,
Dan hatiku terpekak.
Sebagian adalah salahku,
Karena Aku lelaki yang sangat pemalas,
Yang enggan mencintai wanita selain kamu.
Sedang disana kamu bermain hati sesuka kamu…
Kamu seperti menggenggam dia di telapak tanganmu,
Sambil menaruh aku di punggung tanganmu,
Mudah saja untuk aku terjatuh,
Sedang masih ada dia yang utuh di tanganmu.
Apa kamu mau seterusnya seperti itu?
Maka memilih lah,
Masih ada cukup waktu untuk kamu,
belum terlambat untuk kamu memastikan,
Sebelum ada yang benar-benar jatuh dan selamanya rapuh.
Mudah saja bagi kamu mengingkari,
Seperti menoleh ke kanan saat seharusnya kamu melihat ke kiri,
Kadang meski jatuh hati,
Kesalku tak bisa memungkiri,
Aku tidak selalu sekuat ini.
Kamu ingat,
Seperti yang pernah kita bincangkan,
Kelak,,, ketika gitarmu tak lagi bersuara,
biarkan saja cerita yang berlagu,
di mana lantunnya nama kita tersebut untuk saling didengar..
Dan kamu,
pernah begitu lekat di pikiranku,
Mungkin masih akan terus disana,
Entah bertahan seberapa lama lagi,
Tapi kamu belum terlambat,
Untuk memilih, Semoga,,,,
Dan semoga nanti tak ada sesalmu,
Ketika mendapatiku tak lagi mencintaimu hingga sehebat ini.
Dan kamu,
belum terlambat untuk memilih, semoga…!!
