Kita pernah menghabiskan Sabtu malam bersama. Tanpa aba-aba, tanpa persetujuan, atau pun tanpa janji yang mengikat.
Ya, segala canda dan tawa pernah menjadi hal yang begitu hangatnya.
Hanya percakapan biasa tanpa basa basi yang muluk-muluk pun dianggap romantis.
Ya, kita menyebutnya hanya bertukar pikiran tentang ini-itu tanpa desah napas yang menggebu-gebu.
Pada beberapa debar berikutnya, kita pun mulai saling melukai dengan merindu satu sama lain, rindu yang diam-diam bertekuk lutut pada dada kita masing-masing.
Ya, rasa biasa yang dianggap menjadi bumerang pun mengoyak dengan sayatan lebih dalam.
Pada hati, aku-kamu pernah diam-diam saling tertambat. Serupa ikatan yang hampir saja mencekik, pun menjelma serapah-serapah yang kerap menyiksa.
Ya, pada akhirnya kita kembali asing tak berbentuk yang tak akan mampu dimeriahkan dengan temu peluk.
.
Bekasi, 07112015
Ditulis oleh @tehjeruk
Ya, segala canda dan tawa pernah menjadi hal yang begitu hangatnya.
Hanya percakapan biasa tanpa basa basi yang muluk-muluk pun dianggap romantis.
Ya, kita menyebutnya hanya bertukar pikiran tentang ini-itu tanpa desah napas yang menggebu-gebu.
Pada beberapa debar berikutnya, kita pun mulai saling melukai dengan merindu satu sama lain, rindu yang diam-diam bertekuk lutut pada dada kita masing-masing.
Ya, rasa biasa yang dianggap menjadi bumerang pun mengoyak dengan sayatan lebih dalam.
Pada hati, aku-kamu pernah diam-diam saling tertambat. Serupa ikatan yang hampir saja mencekik, pun menjelma serapah-serapah yang kerap menyiksa.
Ya, pada akhirnya kita kembali asing tak berbentuk yang tak akan mampu dimeriahkan dengan temu peluk.
.
Bekasi, 07112015
Ditulis oleh @tehjeruk